SAAT IKA PUTUS CINTA
“huhuhu….. huhuhu….”
Ika terseduh
dibalik bantal. Sesekali ia bergumam ngga jelas, “Ryann,,,,, Kenapaaaa??
Huhuhu,,, aku salah apaaa …?”
Clara yg
kebetulan lewat didepan kamar Ika merasa heran. Ini anak kenapa kok nangis
begitu ?
“tok tok tok “
“ika, kamu
kenapa ?”
“huhuhu…. Ngga
apa-apa, kak. Huhu…. “
“ngga apa-apa
kok nangis ? kakak masuk ya ?”pintu dibuka pelan-pelan. Clara melongokkan
kepala dan terkejut melihat adik bungsunya tergolek ditempat tidur dengan mata
yang sembab.
“kenapa, dek ?
kamu lagi sedih, ya ? cerita donks sama kakak, “bujuk Clara sambil mengelus
kepala Ika.
Clara menatap
adiknya yg sekarang beranjak dewasa itu. Ia mengenal ryan, pacar Ika yg rajin
berkunjung kerumah tiap akhir pekan.
“kenapa bias
putus ?” selidiki clara.
“ryan bilang
kami udah ngga cocok, kak. Padahal aku pikir semuanya baik-baik aja. Hubungan
kami masih sama. Tapi, huhu, tapi kenapa ryan bilang begitu, “keluh ika dengan
pandangan kosong. Ia menarik-narik ujung selimut dengan tangannya.
Clara tersenyum.
“yaa, kalo ryan udah bilang begitu, kamu harus belajar untuk menerima. Mungkin
suatu saat nanti kalian bisa bersama-sama lagi,“ nasihat clara.
“tapi, kak. Aku
udah pacaran sama Ryan sejak setahun yg lalu. Buktinya, kami bisa melewati itu.
Tapi ini Cuma gara-gara sepele, kami bertengkar.
Trus katanya
kami udah ga cocok lagi. Kan aneh, kak,” ujar ika berapi-api. Ia kesal dengan
perlakuan ryan yg menurutnya ga adil.
Lagi,,, lagi,,,
dan lagi Ika tersenyum mendengan curhatan adiknya. Ya udah. Jangan sedih gitu,
donks. Putus cinta itu kaan bukan segalanya. Siapa tahu, selain Ryan memang ada
cowok lain yg lebih cocok denganmu. Kamu masih muda, ika. Ada banyak hal diluar
sana yg bisa kamu raih. Kamu punya banyak waktu untuk berkarya. Masa karena ini
jadi nyerah? Yuk, semangat lagi.”
Ika mengangguk
pelan. “iya, kak. Aku akan berusaha ngga sedih lagi. Semoga ryan ga
menemukan orang yg cocok dengan
selamanya. Huh.”
“hush, jangan
gitu. Meskipun ryan udah buat kamu sedih, kamu harus bisa memaafkannya. Mungkin
ryan terbawa emosi sampe memutuskan seperti itu. Kalo Tuhan mengizinkan, kalian
pasti bisa bersama lagi kok,” hibur clara dengan tulus. Ika mengangguk lagi.
“udah, sekarang kamu tidur. Sebelumnya berdoa dulu biar Tuhan memberi yg
terbaik.”
Besoknya, ika
bangun dengan perasaan, yang damai. Pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah, ia
membantu Clara menyiapkan sarapan. “gimana, Ka, udah baikkan ?”
Ika tersenyum
kecil. “udah, kak. Hari ini aku lebih semangat.”
“nah, gitu dong.
Tuh, didepan ada yg menunggu kamu. Katanya mau minta maaf.”
Ika kaget, “ryan
??”
“maaafin aku ya, Ka. Aku yg salah.” Cowok itu
memohon. Ika hanya tersenyum malu-malu.
Story by leni M. Lase
@ Editor ; Adi Janes Ngingi (Janeza.adi@gmail.com)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar